BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Widagdo,(1985:132)
menyatakan dengan sebuah teleskop kita dapat melihat benda-benda yang jauh
sekali yang tidak dapat dilihatnya dengan mata telanjang.
Bayangan
sejati yang di bentuk oleh obyektif jauh lebih kecil dari pada bendanya, tetapi
karena telah didekatkan pada yang mengamatinya, maka dapat diselidiki melalui
okuler yang bekerja sebagai lup.
Anonimus (2009) Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.
Anonimus (2009) Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.
Galileo
diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis.
Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang, tampak saja
(seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan
lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945,
dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin
majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia
untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo
Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia
"lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati
melalui mata bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan
teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda
langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630)
dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum
gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan
perhitungan benda-benda langit selanjutnya .
Teropong
bintang atau teropong astronomi digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa
luar. Teropong bintang menggunakan dua buah lensa positif, masing-masing
sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada
teropong jarak focus lensa obyektif lebih besar dari jarak focus lensa okuler.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Teropong?
2. Apa
kegunaan Teropong?
3. Ada
berapa jenis Teropong?
4. Bagaimana
Cara kerja Teropong?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan Teropong
2. Mengetahui
apa kegunaan Teropong
3. Mengetahui
ada berapa jenis Teropong
4. Mengetahui
bagaimana Cara kerja Teropong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Teropong atau Teleskop
Teropong atau Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk
melihatbenda-benda yang sangat jauh seperti gunung dan bintang agar tampak
lebihdekat dan jelas. Meskipun teropong sudah digunakan sejak abad ke ² 17namun
sampai sekarang tidak seorang pun yakin siapa yang pertama kalimenemukan
teropong. Memang pada tanggal 2 oktober 1608 Hans Lippersheypernah mecoba
mempatenkan teleskop yang dibuatnya, tetapi ditolak olehdewan penilai. Kemudian
pada tahun 1609 Galileo membuat sebuah teleskop yang sekarang dikenal
dengan sebutan teropong panggung. Setelah itu iamembuat banyak macam teleskop
dan mendapatkan banyak penemuan dalambidang astronomis yang membuatnya terkenal.
Teropong dibagi menjadi duakelompok yaitu :
1.
Teropong Bias, yang terdiri dari
beberapa lensa2.
2.
Teropong pantul, yang terdiri dari
beberapa cermin dan lensa
2.2. Teropong
Bias
Teropong bias menggunakan lensa sebagai obyektif
untuk membiaskan cahaya.Beberapa contoh teropong bias adalah :
1.
Teropong bintang atau teropong
astronomib.
2.
Teropong bumic.
3.
Teropong panggung.
4.
Teropong prisma atau binokuler
2.3. Pengertian
1.
Teropong Bintang
Teropong bintang atau teropong astronomi
digunakanuntuk mengamati benda-benda angkasa luar. Teropong bintang
menggunakandua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan
lensaokuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak focus lensa
obyektiflebih besar dari jarak focus lensa okuler.
2.
Teropong Bumi
Teropong bumi yang disebut juga teropong medan
atauteropong yojana menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap arahbenda
semula. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa cembungketiga yang
disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Lensacembung ketiga hanya
berfungsi membalik bayangan tanpa perbesaran, olehkarena itu lensa ini disebut
lensa pembalik.
3.
Teropong panggung atau Teropong Galilei
Teropong
panggung atau teropong Galilei disebut jugateropong Belnada atau teropong
tonil. Teropong ini menghasilkan bayanganakhir yang tegak dan diperbesar dengan
menggunakan dua buah lensa, lensapositif sebagai lensa obyektif dan lensa
negatif sebagai lensa okuler.
4.
Teropong Prisma
Penggunaan lensa pembalik untuk menghasilkanbayangan
akhir yang tegak mengakibatkan teropong bumi menjadi relativepanjang. Untuk
menghindarinya maka lensa pembalik diganti denganpenggunaan dua prisma
siku-siku sama kaki yang disisipkan di antara lensaobyektif dan lensa okuler.
Prisma-prisma tersebut digunakan untukmembalikkan bayangan dengan pemantulan
sempurna.
2.3. Teropong
Pantul
Teropong pantul merupakan teropong bintang yang
disusun dari bahan cermin cekung, cermin datar dan lensa. Fungsi lensa
obyektif diganti dengan cermin cekung. Perbesaran bayangan pada teropong ini
sama dengan teropong bintang bias. Perbesaran bayangan pada teropong ini sama
dengan teropong bintang bias. Teropong ini lebih murah dan mudah dibuat dari
teropong bias.
Ada beberapa contoh teropong pantul, yaitu teropong
Cassegrain, teropong Newtonian, teropong Gregorian.
2.4. Sejarah Teleskop atau Teropong
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pengamatan pada lima abadlalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit
terbebas dariselubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop
refraktornyamampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam
mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata biasa.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam,
ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit
atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian
Huygens(1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir
2kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan
perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lainmelalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya,Sir
Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teoriperhitungan
inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit
selanjutnya .
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Maharta, (1987:239) menyatakan bahwa teropong adalah
alat optic untuk melihat benda jauh ( seperti bintang, bulan ) agar tampak
dekat dan jelas. Pada dasarnya teropong terdiri dari sebuah lensa obyektif dan
sebuah lensa okuler
Benda di jauh tak hingga (S = ∞) bayangan yang di
bentuk lensa obyektif berada di titik focus lensa obyektif.
Untuk mata tak berakomodasi, bayangan yang di bentuk
lensa obyektif harus berada dititik focus lensa okuler sehingga Fob berhimpit
dengan Fok.
Karena pengamatan benda-benda di angkasa dilakukan
berjam-jam, maka biasanya di lakukan dengan mata tak berakomodasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://sarahliyarosanty.blogspot.com/2013/05/pengertian-teropong-atau-teleskop.html
Bueche, Frederick J.1989.Fisika edisi
VIII.Jakarta:Erlangga.
Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta:
Andi.
Soeharto.1992.Fisika Dasar II.Jakarta:Gramedia.
Tipler, Paul A.2001.Fisika.Jakarta:Erlangga.
Zemansky,dkk.2007.Fisika Universitas Edisi ke-10
jilid 2.Jakarta:Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar