MAKALAH
PENIPISAN
LAPISAN OZON
OLEH KELOMPOK:
1.
I
WAYAN ADI SAPUTRA ( )
2.
( )
3.
( )
4.
( )
5.
( )
SMP
NEGERI 3 AMLAPURA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Penipisan Lapisan Ozon”
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun berdasarkan
berbagai sumber yang relevan dengan materi yang disajikan dalam makalah ini.
Adapun materi yang dipaparkan adalah mengenai apa yang dimaksud dengan hujan
asam, apa penyebab terjadinya hujan asam, bagaimana dampak hujan asam terhadap
penurunan manusia dan lingkungan, dan bagaimana upaya yang dapat ditempuh untuk
mencegah terjadinya hujan asam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
konstruktif sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi para
pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar
Belakang..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 1
1.3. Tujuan................................................................................... 2
1.4. Manfaat................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
2.1. Pengertian........................................................................... 3
2.2. Manfaat............................................................................... 3
2.3 Proses Penipisan Ozon....................................................... 4
2.4. Dampak Penipisan Lapisan Ozon..................................... 6
2.5. Bahan-bahan Kimia yang Berperan dalam
Penipisan Lapisan Ozon 8
2.6. Pengendalian Penipisan Lapisan Ozon............................ 8
2.7. Pengendalian
BPO............................................................. 9
2.8. Program
Insentif................................................................ 9
2.9. Program
Disinsentif........................................................... 10
BAB III
PENUTUP..................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan........................................................................... 12
3.2. Saran..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ozon
adalah molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu
lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas permukaan bumi,
yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi
ultra violet yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan
terurai melalui keseimbangan dinamis. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di
stratosfir dapat mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin
lama molekul ozon semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon.
Kejadian
lubang ozon stratosfer di atas Antartika, di kutub selatan, ditemukan pada awal
1985. Pada tahun 1989, dipastikan bahwa kemungkinan perusakan lapisan ozon
dalam jumlah besar dapat juga terjadi di daerah Kutub Utara, dan kemungkinan
juga di daerah tropis. Selama beberapa dekade terakhir, CFC yang dilepaskan ke
atmos0fer mencapai jumlah yang cukup besar sehingga jika tidak di cegah,
dikhawatirkan akan menghancurkan lapisan ozon.
1.2. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan yang ingin
dibahas dalam makalah yang akan membahas tentang ozon, antara lain:
1. Apa kegunaan ozon bagi kehidupan
sehari-hari?
2. Apa akibat atau dampak dari
penipisan lapisan ozon bagi kehidupan manusia?
3. Apa penyebab atau factor-faktor yang
mempengaruhi penipisan atau kerusakan pada lapisan ozon?
1.3. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan
untuk :
1. Mengetahui kegunaan ozon bagi
kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui akibat atau dampak dari
penipisan lapisan ozon bagi kehidupan manusia.
3. Untuk mengetahui penyebab atau
factor-faktor yang mempengaruhi penipisan atau kerusakan pada lapisan ozon.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari
penulisan makalah ini adalah memberikan kita pengentahuan dan wawasan mengenai
apa yang dimaksud dengan ozon, mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh penipisan
lapisan ozon terhadap kehidupan di bumi, dan usaha yang dapat kita lakukan
untuk mengurangi dan mencegah dampak buruk yang ditimbulkan penipisnya lapisan
ozon. Pengetahuan ini diharapkan semoga mampu meningkatkan kesadaran kita
untuk menjaga lingkungan serta mengubah pola hidup untuk mendukung pelestarian
lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Ozon
merupakan gas yang secara alami terdapat didalm atmosfer. Lapisan ozon mulai
dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein pada
tahun 1839. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet
dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari
matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga
diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan
salah satu unsur pembentuk plastik. Setiap molekul ozon mengandung 3 atom
oksigen dengan rumus kimia O3. Ozon ditemukan terutama di lapisan atmosfer
bagian bawah. Kira – kira 10% ozon atmospheric terdapat di Troposfir, suatu
lapisan Tamosfir yang paling dekat dengan bumi (mulai dari permukaan bumi
hingga 10-16 Km).
Ozon
troposfir terbentuk dari reaksi kimia yang disebabkan adanya gas pencemar hasil
aktivitas manusia, sehingga berbahaya terhadap system kehidupan. Sisanya
sebanyak 90% terdapat di Stratosfir, terutama antara bagian puncak lapisan
trofosfir hingga ketinggian 50 Km. Ozon di stratosfir ini terbentuk secara alami,
dikenal dengan lapisan ozon (ozone layer) dan sangat berguna bagi system
kehidupan. Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi 'lapisan ozon' mulai mendapat
perhatian sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan menemukan adanya 'lubang' di
lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari
yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi
molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat
dengan molekul oksigen yang lain untuk membentuk ozon.
2.2. Manfaat
Lapisan
ozon melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UV-B) yang sangat
berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi. UV-B yang mempunyai panjang
gelombang 280-315 nm, sebagian diserap oleh lapisan ozon, dengan demikian jumlah
UV-B yang mencapai bumi jumlahnya sangat sedikit. Paparan UV-B terhadap manusia
dapat mengakibatkan penyakit kanker kulit, katarak dan mengurangi system
kekebalan tubuh. Paparan UV-B juga dapat merusak kehidupan tanaman, organisme
bersel satu dan ekosistem perairan. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang
315-400 nm) tidak diserap oleh lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari
sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi.
Lapisan
ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari
untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam
bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya.
Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer
yang dikenali UV-B dan ia merusak hampir semua kehidupan. Dengan menyerap
radiasi UV-B sebelum ia sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi
dari efek radiasi yang merusak kehidupan.
Ozon
stratospheric juga memberi efek pada suhu atmosfer yang menentukan suhu dunia.
Berdasar hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi
dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Gas CFC disebut juga sebagai gas yang
menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh
masyarakat modern seperti lemari es, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan
buih dan bahan pelarut terutamanya bagi kilang-kilang elektronik. Para ilmuwan
sebenarnya sudah membuat teori dan ramalan mengenai penipisan lapisan ozon ini
tahun 1970an.
2.3 Proses Penipisan Ozon
Kerusakan
lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan
berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat pada lapisan atmosfir.
Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29
juta Km². Konsentrasi rata – rata lapisan ozon kurang dari 200 DU dikategorikan
sebagai lubang ozon (Ozone Hole). Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan
ozon yaitu oleh Bahan Perusak Ozon (BPO) yang diemisikan dari berbagai
kegiatan, baik dalam menggunakan atau memproduksi barang mengandung BPO.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC)
yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat
modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :
AC,Kulkas,bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot
untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum pembuatan busa,bahan
pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik
Satu buah
molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum
dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke
dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan
sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan
ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan
lebih banyak sinar UV memasuki bumi.
Lubang
ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu
seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap
bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal
musim panas. Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang
luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon
berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan
terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
1975,
dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas
permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai
Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan
dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang. Semua data dari tapak pemantauan di
seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang
tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.
1977,
pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon;
1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan
terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara
termasuk Amerika Serikat. 1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak
diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga
disetujui oleh Presiden AS George Bush.
1991 Untuk
memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and Space
Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan
berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur
variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama
tentang kimiawi atmosfer di atas. 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk
secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara
maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga
15 persen pada tahun 2000.
1995 CFC
tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan secara
bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.Hidrofluorokarbon atau HCFC,
yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC,
digunakan sementara sebagai pengganti CFC.
2.4. Dampak Penipisan Lapisan Ozon
Penipisan
lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi ultra ungu memasuki
bumi. Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada kesehatan manusia,
memusnahkan kehidupan laut, ekosistem, mengurangi hasil pertanian dan hutan.
Efek utama pada manusia adalah peningkatan penyakit kanker kulit karena selain
itu dapat merusak mata termasuk kataraks dan juga mungkin akan melemahkan
sistem imunisasi badan.
Pada
bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan
hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti
'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang
semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan,
bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang
ada. Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang
di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber
makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki
pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai "efek
rumah kaca". Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai
dilakukan bersama oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan
secara serius melalui UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu
organisasi PBB yang bergerak dibidang program perlindungan lingkungan dan alam.
Menipisnya
lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab
meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman
pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan
di laut, dan meningkatnya karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat
berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian
bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan
iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang
menderita masalah kardiopulmoner.
Oleh
karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya untuk
mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara
meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi
yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar yang masih baik.
2.5. Bahan-bahan Kimia yang Berperan dalam
Penipisan Lapisan Ozon
CFC,Halotan,metil
bromide,khlorin.
2.6. Pengendalian Penipisan Lapisan Ozon
Persoalan
semakin rumit ketika pemerintah menjadikan industri sebagai lahan mencari
keuntungan (pendapatan asli daerah) sehingga industri semakin menunjukkan
egonya. Saat ini lapisan ozon telah berada pada titik yang mengkhawatirkan.
Wilayah yang paling berdampak adalah kutub utara dan selatan.Hal ini karena di
atas kedua kutub tersebut ( di lapisan ozon ) terjadi reaksi antara ion chlor
dan brom dengan ozon. Ion chlor dan brom sendiri dihasilkan dari reaksi antara
zat-zat kimia perusak lapisan ozon ( BPO ) dengan sinar ultraviolet.
Akibat
paling buruk pada lingkungan adalah terjadinya perubahan suhu secara global.
Gunung-gunung es di kutub utara akan mencair mengakibatkan naiknya permukaan
air laut, dan secara perlan-lahan hilanglah daratan. Sejumlah prediksi tentang
Indonesia di antaranya kenaikan permukaan air laut akan menggenangi daratan
sejauh 50 m dari garis pantai kepulauan Indonesia sepanjang 81.000 km. Lebih
dari 405.000 Ha di daratan Indonesia akan tenggelam, artinya ribuan pulau kecil
terancam terhapus dari peta.
Radiasi
ultraviolet juga akan berpengaruh pada kesehatan manusia. Untuk setiap
penipisan satu persen lapisan ozon diperkirakan sebanyak 2 persen radiasi
ultraviolet sampai ke permukaan bumi, dan menyebabkan peningkatan kanker kulit
sampai 5 persen.Sekitar 12-15 juta orang di seluruh dunia menderita kebutaan
akibat katarak dan diperkirakan makin lama jumlahnya makin meningkat bila
kerusakan lapisan ozon tidak cepat ditanggulangi. Ini adalah proses pemusnahan
bumi secara cepat, mungkin dalam periode 100 tahun mendatang menurut
Stephen R.Covey dalam bukunya The 7 Habbits of Highly Effective People dan
ramalan komputer World 3 USA.
2.7. Pengendalian
BPO
Untuk
mengendalikan kerusakan lapisan ozon yang diperlukan saat ini adalah peran
serta semua pihak, baik pemerintah, industri maupun masyarakat. Namun, saat
ini, sulit mengharapkan industri untuk tidak memproduksi bahan perusak lapisan
ozon (BPO) seperti CFC, halotan, metil bromida. Karena, kecenderungan industri
mengejar keuntungan demi kelangsungan hidup perusahaan dan karyawannya. Contoh
industri-industri besar di Amerika Serikat seperti Exxon, melobi pemerintah
Amerika Serikat agar menolak Protokol Kyoto yang mengatur penurunan konsentrasi
gas-gas rumah kaca (termasuk freon) di atmosfer yang menyebabkan perubahan
iklim. Dan efeknya, pemerintah AS menolak Protokol Kyoto.
Di
Indonesia? Kita sering melihat "main mata" antara pemerintah dan
industri. Ada beberapa industri di Jawa Timur yang terus menerus diprotes
masyarakat sekitar namun mendapat penghargaan label hijau, sebagai industri
yang ramah lingkungan dari pemerintah.Kita juga bisa mengamati, sudah berbagai
peraturan yang dikeluarkan pemerintah, mulai kewajiban bagi industri membuat
dokumen AMDAL, UKL-UPL, program langit biru, Prokasih, namun kenyataannya
tingkat pencemaran lingkungan semakin tinggi, masih ada industri yang bebas
menjual bahan ( BPO ).
Persoalan
semakin rumit ketika pemerintah menjadikan industri sebagai lahan mencari
keuntungan (pendapatan asli daerah) sehingga industri semakin menunjukkan
egonya. Banyak limbah industri dibiarkan begitu saja oleh pemerintah, banyak
produk freon dan sejenisnya dijual begitu saja walaupun sudah berulangkali
diprotes masyarakat.Untuk melindungi industri pemerintah sering membuat
kebijakan yang mereka sebutkan sebagai "ramah lingkungan" namun salah
arah karena tidak menyentuh akar persoalan lingkungan.
2.8. Program
Insentif
Program
insentif adalah memberikan penghargaan kepada industri pembuat freon.
Penghargaan yang diberikan berupa sertifikat ISO atau pun penghargaan
lingkungan hijau, yang memberikan gelar bahwa industri tersebut telah
mensubstitusi produk freon dengan produk lain yang tidak merusak lapisan
ozon.Terdapat beberapa lembaga, seperti Sucofindo yang memberikan sertifikat
ISO kepada industri yang ramah lingkungan. Sertifikat diberikan setelah
dilakukan proses peninjauan dan telaahan serta evaluasi terhadap industri
tersebut berdasarkan komponen-komponen ISO.
LSM juga
bisa memberikan penghargaan kepada industri. Walhi Jawa Timur misalnya beberapa
kali memberikan penilaian terhadap industri di Jawa Timur. Klub Tunas Hijau
dari Surabaya setiap tahun memberikan penghargaan kepada industri-industri di
Jawa Timur. Dengan program insentif tersebut akan menjadi referensi bagi
masyarakat tentang industri-industri mana yang produknya ramah terhadap lapisan
ozon. Juga industri yang produknya layak dibeli.
2.9. Program
Disinsentif
Program
disinsentif adalah perilaku menolak produk yang tidak ramah terhadap lapisan
ozon. Upaya ini dilakukan oleh masyarakat, antara lain dengan :Pertama, bagi
konsumen diharapkan membeli produk, misalnya aerosol dalam kaleng, lemari es,
pemadam kebakaran, dan lain-lain yang berlabel ozone friendly atau Free CFC.
Label tersebut menunjukkan produk-produk tersebut tidak mengandung BPO seperti
CFC atau halon.
Kedua,
bagi pemilik rumah, diharapkan menjadwalkan penggantian bahan pendingin lemari
es dan perabot rumah tangga lainnya yang masih menggunakan bahan pendingin CFC
dan HCFC dengan non-CFC.Ketiga, bagi petani, mempertimbangkan mengganti bahan
pestisida yang merusak ozon ini dengan bahan yang efektif dan aman.
Keempat,
bagi teknisi, memperbaiki peralatan rumah tangga seperti kulkas atau AC,
meyakinkan bahwa bahan pendingin dari AC, lemari pendingin, atau freezer
tersebut tidak "bocor" atau terlepas ke atmosfer. Dan membantu
memulai mengganti bahan pendingin dengan yang non-CFC .
Kelima,
bagi pegawai kantor, mengidentifikasi peralatan dan produk yang dibeli, busa
untuk bantalan alas duduk, larutan untuk mengoreksi tulisan di kertas, dan
lain-lain yang menggunakan BPO, membuat rencana untuk mengganti alat atau bahan
tersebut dengan bahan alternatif yang tidak merugikan.
Keenam,
bagi guru, menginformasikan kepada murid-murid pentingnya melindungi lapisan
ozon. Mengajari murid bahaya pengaruh bahan perusak ozon /terhadap atmosfer,
kesehatan, langkah-langkah yang dilakukan secara nasional, maupun dunia
internasional untuk memecahkan masalah ini.
Ketujuh,
bagi wartawan, secara intensif menginformasikan dampak-dampak kerusakan
lingkungan, menyadarkan masyarakat terhadap bencana akibat perilaku yang tidak
ramah ozon dan ikut mengawasi pelaksanaan bebas ozon yang dimulai sejak tahun
2008 ( Uptlin, 2008 ). Dengan kegiatan pemberian insentif dan disinsentif
seperti di atas maka industri akhirnya akan tahu diri dan berupaya
mencari substitusi pengganti BPO. Berarti, masyarakat telah berpartisipasi
aktif dalam pengendalian kerusakan lapisan ozon. Dan, ikut membantu mencegah
kecepatan kepunahan kehidupan di bumi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menipisnya
lapisan ozon disebabkan oleh BPO atau bahan perusak ozon yang terkandung dari
beberapa produksi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya CFC.Maka
dari itu untuk pengendaliannya perlu kerja sama antara pemerintah dan seluruh
masyarakat agar mengurangi produksi dan pemakaian produk-produk yang mengandung
BPO atau CFC.
3.2. Saran
Agar pemerintah dan masyarakat
baik dari kalangan industri maupun umum, untuk bekerja sama dalam
menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar
dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan
polusi udara, diharapkan akan mampu mencegah terjadinya penipisan Ozon yang
membawa akibat buruk tidak hanya terhadap lingkungan namun terhadap
kelangsungan hidup manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Soedomo
Moestikahadi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung: ITB Bandung
Julianti
Araini. 2003. Lapisan Ozon Terus Berkurang. Kimia
lingkungan.
Yusnita,
H. Pengendalian Kerusakan Ozon, (Online),
(http://www.blogger.org/ozon.com,
diakses 18 Agustus 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar